Lumajang – Meski waktu pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Lumajang terbilang masih agak lama, namun gaungnya mulai terasa. Bahkan, suasana pilkada juga nampak tenggelam akibat masyarakat masih fokus pada Pilpres dan Pileg yang bakal digelar pada 14 Februari mendatang.
Namun, pada satu titik spot pemasangan baliho partai maupun calon legislatif, tepatnya di kawasan Kecamatan Sukodono, terdapat poster yang cukup menarik.
Pada baliho yang bergambar ilustrasi sosok lelaki tua tersebut bertuliskan ajakan untuk tidak memilih kepala daerah yang bisa menyengsarakan rakyat.
Dari pantauan di lapangan, pada baliho tertulis, “Ojo milih bupati sing nyusahno rakyate”, yang sontak memantik perhatian pengguna jalan. Pasalnya, dari sekian banyak baliho, ajakan untuk tidak memilih bupati itu justru berisi imbauan yang diduga berasal dari organisasi masyarakat (ormas) gerakan peduli rakyat.
Uniknya, pemasangan banner tersebut berdampingan dengan baliho salah satu mantan bupati Lumajang, yang konon dikabarkan bakal ikut kembali dalam kontestasi pilkada pada Oktober tahun 2024.
Warga di sekitar lokasi pemasangan baliho tersebut mengaku tidak memperhatikan pemasangannya. Sebab, menurut warga tadi, dianggapnya pemasangan baliho dari caleg seperti pada umumnya.
“Hampir tiap hari saya melihat orang yang memasang banner caleg atau partai. Jadi warga gak terlalu memperhatikan gambarnya seperti apa,” ujar warga tersebut, Selasa (30/1/2024) sore.
Sementara itu, melalui sambungan telepon, Ketua LSM Aliansi Lumajang Bersatu, Masduki mengatakan, jika pemasangan baliho berupa ajakan untuk tidak memilih pemimpin yang dianggap bisa menyengsarakan rakyat adalah hal lumrah dalam kebebasan berpendapat.
“Fenomena itu menggambarkan jika masyarakat telah menggunakan haknya untuk berpendapat sesuai sistem demokrasi di Indonesia,” ujarnya.
Masih kata Masduki, kreatifitas masyarakat dalam menyuarakan aspirasinya tersebut patut diapresiasi. Sebab, masih katanya, bisa memberikan angin segar pada suasana politik saat ini yang semakin memanas.
“Jika saat ini masyarakat mungkin mengalami kejenuhan akibat melihat baliho partai atau caleg yang bertebaran, jadi baliho itu bisa menyegarkan suasana,” terang Masduki sambil terkekeh-kekeh. (gus)