KOTA MALANG |realitapublik.id – Ketua DPD Partai Golkar Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengintruksikan para kader Partai Golkar beserta Ormas Sayap Partai Golkar untuk bergerak satu arah, satu tujuan dan satu komando memilih pasangan Wahyu Hidayat dan Ali Muthohorin (WALI) dalam Pilkada Kota Malang yang akan dihelat 27 November mendatang.
Keyakinan itu perlu kita bangun, apalagi kita koalisi. Kami hadirkan pimpinan agar dapat mengetahui apa yang menjadi visi misi WALI, apa yang menjadi mimpi dan keinginan pasangan WALI ini,” tegas Bung Edi.
Bukti kepercayaan terbangun. Politisi Partai Golkar tersebut mengimbau agar semua komponen partai untuk bersatu, bergandengan tangan dengan satu komando memenangkan WALI.
Seruan yang disampaikan Bung Edi dalam gelaran Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) dan Konsolidasi Pemenangan Pilkada Tahun 2024 di Hotel Trio. Minggu (22/9/2024) sebagai bukti bahwa Partai Golkar tetap solid dan makin militan untuk bangkit dan melaju meraih ketertinggalan.
Tekad blak- blakan Wakil Walikota Malang periode 2019-2023 tersebut menegaskan bahwa Rapimda dan Konsolidasi Partai Golkar ini untuk meyakinkan sahabat koalisi bahwa pasangan WALI layak memenangkan Pilkada.
“Keyakinan ini menjadi sangat penting ketika untuk mengajak masyarakat yang ada di wilayah masing-masing supaya cita-cita dan mimpi menjadikan WALI sebagai pemimpin di Kota Malang dapat terwujud,” jelas Bung Edi.
Baginya 60 hari ke depan adalah waktu yang pendek, maka dirinya menegaskan agar keluarga besar Partai Golkar maupun sayapnya beserta 14 partai pengusung berupaya memenangkan pasangan WALI.
“Partai Golkar memutuskan memenangkan pasangan WALI untuk Pilkada Kota Malang meraih kemenangan bersama. Pimpinan sudah tahu arah partai kemana. Kita percayakan kepada semuanya. Jika keyakinan itu sudah mantab. Potensi itu ada untuk meraih kemenangan. Tetapi jangan lengah, jangan sembrono,” harap Bung Edi.
Baginya, bersatu dan tidak menonjolkan antar partai yang berkoalisi adalah modal besar memenangkan pasangan WALI.
“Jangan sampai kader membedakan. Ajak koordinasi partai-partai yang lain agar bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Mari kita berikan saran kepada pasangan WALI supaya dalam menjalankan tugasnya ke depan bisa sesuai dengan aspirasi dan harapan masyarakat Kota Malang,” ajaknya.
Sementara itu, Wahyu Hidayat menyampaikan rasa terimakasih kepada Partai Golkar maupun partai pengusung lainnya.
“Ini menjadi satu semangat Wahyu Hidayat dan Ali Muthohorin telah dipercaya untuk menjadi Walikota. Ini adalah amanah yang diberikan dari 14 Parpol. Tentunya, penuh pertimbangan untuk memilih kami,” ujar Wahyu Hidayat.
Dikatakannya dengan mengusung visi Kota Malang Berkelas dan misi Mbois Berkelas dengan mengedepankan kearifan lokal dengan melakukan penataan Kota Malang yang lebih baik.
Hal senada disampaikan Ridwan Hisyam. Politisi senior dari Partai Golkar tersebut mengatakan bahwa dirinya meyakinkan para kader Partai Golkar lantaran pasangan WALI ini sejatinya adalah pasangan Golkar.
“Jadi tidak perlu ragu, karena Pak Wahyu Hidayat ini memang berangkat dari Golkar. Sejarahnya adalah Golkar merupakan ABG akronim dari ABRI, Birokrat dan Golkar karena ada aturan politik di tahun 1999. ABRI dan birokrat harus independen” ungkapnya
“Seandainya tidak diubah maka birokrat akan tetap Golkar, karena Pegawai Negeri pada dasarnya adalah Golkar,” tambah RH sapaan karib Ridwan Hisyam.
Sedangkan Ali Muthohorin, kakeknya adalah bagian dari Sekber Golkar dan merupakan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
“Golkar itu bermacam-macam dan di hati pasangan WALI adalah kader sejati,” jelas RH sapaan Ridwan Hisyam.
Oleh karena itu pihaknya mendukung pasangan WALI lantaran Wahyu Hidayat saat menjadi Pj Walikota Malang selama 10 bulan 17 hari sudah menunjukkan prestasinya.
“Diantara menyabet beberapa penghargaan dan dinobatkan sebagai Pimpinan Daerah yang berhasil meraih 3 kriteria. Ini adalah pencapaian luar biasa. Apalagi, dengan latar belakang pendidikan planologi menjadi modal untuk menata Kota Malang menjadi lebih baik,” jelas politisi yang memulai karir politiknya sebagai anggota MPR sejak tahun 1997 tersebut. (*)
Penulis : Junaedi/Evi