Pasuruan, RealitaPublik – Aksi emak-emak pedagang pasar Kebonagung kini gruduk Kantor Walikota Pasuruan permintaan para pedagang agar 3 pintu keluar masuk akses ke pasar Kebonagung dibuka seperti semula. Rabu (10/01/2024)
Kini Pemerintah merespon aspirasi ibu-ibu untuk menghentikan sementara uji coba penerapan portal pintu masuk Pasar Kebonagung Kota Pasuruan. Hal itu disampaikan oleh Wakil Walikota Adi Wibowo usai mendengar keluhan para pedagang pasar dalam audiensi di ruang Suropati, Sekretariat Pemerintah Kota Pasuruan.
Adi Wibowo mengatakan, keputusan itu diambil setelah sharing dengan beberapa pedagang yang mengeluhkan sepinya pengunjung pasar sehingga berdampak pada menurunnya omset hingga 80%.
Menurut Adi Wibowo, menghentikan untuk sementara waktu pelaksanaan portal tersebut untuk dilakukan kajian lebih dalam lagi berkaitan dengan infrastruktur fisik maupun infrastruktur sosial di pasar Kebonagung.
“kita pending dulu uji coba penerapan portal. Kita kaji lebih dalam lagi infrastruktur fisik dan infrastruktur sosialnya. Sebenarnya pemerintah sudah melakukan kajian dan sosialisasi. Mungkin persepsi sosialisasi ini tidak bisa diseragamkan dari kacamata pemerintah saja,” ucap Mas Adi panggilan Adi Wibowo.
Dia menambahkan, batas waktu penghentian masih belum ditentukan karena menunggu hasil kajian lanjutan terkait infrastruktur fisik pasar dan infrastruktur sosialnya.
Diketahui, ratusan pedagang Pasar Kebonagung mendatangi Pemkot Pasuruan di jalan Pahlawan, Kota Pasuruan, Rabu (10/01/24).
Para Pedagang katakan, saat ini hanya difungsikan 2 pintu saja, yang terdiri dari 1 pintu masuk di sebelah Barat dan 1 pintu keluar di sebelah Selatan. Inilah penyebab aksi spontanitas ratusan pedagang dilakukan untuk menyampaikan aspirasinya kepada Pemerintah Kota Pasuruan.
Dampak dari itu, para pengunjung pasar yang ingin masuk dari ke-2 pintu sebelah Selatan enggan memutar ke pintu masuk sebelah Barat. Akibatnya, para pengunjung pasar Kebonagung lebih memilih berbelanja di pedagang kaki lima di sepanjang jalan.
Dalam audensi di ruang Suropati, Sekretariat Pemerintah Kota Pasuruan. pagi itu, 15 perwakilan para pedagang pasar Kebonagung mengungkapkan semua keluh kesahnya. Mereka menginginkan pemerintah lebih bijak untuk memfungsikan kembali ke-3 pintu keluar masuk pasar Kebonagung seperti semula, agar tidak berdampak pada pendapatan para pedagang.
Menurut Sapa’ah warga Pasrepan, adanya parkir eletronik yang berlaku sejak 1 Januari 2024, dirinya merasa dirugikan. Pelanggan sebagian besar pembeli pindah ke Pasar Besar yang berada di Soekarno Hatta dan Pasar Gading.
“Karena ada parkir elektronik, pembeli tidak mau masuk ke area pasar. Parkir juga mahal, yakni Rp 3.000. Pembeli juga mengeluhkan area pintu selatan yang ditutup. Dan harus masuk lewat pintu di sisi barat,” kata Sapa’ah.
Akibat sepinya pembeli, ia sementara memutuskan libur jualan. Sehingga, modalnya tidak menyusut.
“Sementara tutup dahulu. Biasa saya sehari bisa jualan Pisang Sampai 700-800 ribu sehari, saat ini tidak sampai 700 ribu hanya 80 ribu sehari. Mumet pikiran saya ini. Karena ini merupakan satu-satunya pekerjaan untuk menghidupi kebutuhan keluarga,” jelas Sapa’ah warga Pasrepan penjual pisang.
Hal senada juga diungkapkan Lilik. Pedagang Ayam Potong itu juga merasa dirugikan. Parkir elektronik itu membuat dagangannya sepi pembeli. Ia berharap agar portal atau parkir eletronik itu ditiadakan dan pintu masuk seperti semula.
“Ini jualannya saya kurangi. Biasanya sehari bisa laku antara Rp 40 kilogram , saat ini hanya Rp 4 kilogram sehari. Karena tidak ada yang beli, otomatis dagangan Ayam potong saya menurun. Tolong, parkir berbayarnya di hapus dan pintu-pintu masuk ke dalam area pasar dibuka kembali. Kalau tidak, kita bisa gulung tikar,” kata Lilik.