Kota Malang, RealitaPublik – Kisah kelam Lubang Buaya yang terletak di TMP Kalibata Jakarta, ternyata juga terjadi di Kota Malang. Di kota pendidikan ini juga terdapat sebuah sumur yang pada Agresi militer pertama tahun 1947 menjadi saksi bisu kekejaman penjajah pada waktu itu. Sumur Maut sendiri berada di dalam sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Madyopuro 1 Kecamatan Kedungkandang, kurang lebih berjarak 5 Km dari pusat Kota Malang.
Menurut narasumber yang ditemui dan diwawancarai RealitaPublik, ia menuturkan bahwa sumur maut ini digunakan penjajah Belanda membuang jasad para pejuang setelah sebelumnya di tembak mati.
“Menurut cerita dari pendahulu, ada sebelas tentara pejuang yang dibantai dan selanjutnya di masukkan ke sumur maut ini”, ujarnya, Rabu (24/01/2024)
Dari plakat yang tertulis di Sumur Maut terdapat tulisan “Kamis Pon 18 September 1947, sumur ini sebagai saksi bisu bahwa didalamnya telah terbantai sebelas orang pejuang kemerdekaan RI oleh kekejaman serdadu Belanda”.
Di prasasti tersebut juga disebutkan 4 nama pejuang yang dimasukkan kedalam sumur maut tersebut. Keempat nama tersebut adalah Dulmanan, Suwadi, Ponimin dan Samaun serta terdapat tulisan 7orang yang tidak diketahui namanya (pejuang tidak di kenal).
Yang membuat miris, Sumur Maut bersejarah tersebut kondisinya sangat memprihatinkan. Selain berada dibelakang kelas SDN Madyopuro 1, sumur ini juga terlihat tinggal separuh. Separuh bagian lainnya telah menjadi ruang kelas, lokasinya pun sangat sempit dan tidak tampak bahwa sumur tersebut adalah saksi bisu kekejaman pada masa penjajahan yang penuh sejarah yang seharusnya layak di buatkan sebuah monumen atau bangunan yang layak. (jnd)