SITUBONDO, realitapublik.id – Seorang sopir truck bernama Hari Sujatmiko (51) asal Desa Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi, ditemukan meninggal di atas terpal truknya di area PT Panca Mitra Multiperdana (PMMP) Desa Landangan, Kecamatan Kapongan, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (18/5/2024) malam.
Korban ditemukan pertama kali oleh Gendut Sasongko, salah seorang temannya yang juga berprofesi sebagai sopir truk.
Menurut keterangan Gendut Sasongko, sebelum ditemukan meninggal, korban yang saat itu sedang antri menunggu muatan dibongkar sempat mengeluh sakit dan muntah darah. “Sehingga saya yang saat itu hendak mencari warung untuk makan menyarankan kepada Hari Jatmiko untuk istirahat di truck,”ujar Gendut Sasongko, Minggu (19/5/2024).
Setelah selesai makan di warung di depan kantor PT PMMP Situbondo, dirinya menuju tempat dimana korban berada.
Namun dirinya kaget karena setalah melihat korban yang berada di atas terpal truk dalam kondisi sudah tidak bernyawa dengan posisi tubuh terlentang dan hanya mengenakan celana pendek.
Saat itu juga dia (Gendut Sasongko) langsung memberitahukan kepada petugas PT PMMP Situbondo.
“Usai makan, saya sengaja melihat kondisi Hari yang istirahat diatas terpal truknya. Awalnya saya menduga dia tidur, karena sebelumnya mengeluh sakit dan muntah darah, namun setelah dibangunkan tubuhnya sudah tak dapat digerakkan lagi. Makanya, saya langsung laporan ke petugas PT PMMP,”katanya.
Kapolsek Kapongan, Situbondo, Iptu Teguh Santoso membenarkan seorang sopir truk ditemukan meninggal di atas truknya di area PT PMMP Situbondo. Begitu mendapat informasi ada sopir truk meninggal, petugas langsung langsung meluncur ke TKP mengevakuasi korban ke kamar RSU dr Abdoer Rahem Situbondo.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan luar petugas medis RSU Situbondo, Hari Jatmiko murni meninggal akibat penyakit yang dideritanya. Sebab, di sekujur tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan,”ujar Iptu Teguh Santoso.
Menurut dia, selain tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Berdasarkan keterangan Salama istrinya, saat berangkat korban dalam kondisi sakit.
“Sebetulnya, istri korban sempat melarang agar tidak berangkat. Namun dia tetap memaksa untuk bekerja,”pungkasnya. (*)
Penulis : Arief Yuda Pranata
Editor : Abdul Hakim