REALITAPUBLIK.ID – Di sebuah rumah sederhana di Kampung Pegalongan RT 02 RW 02, Desa Rawareja, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Fandi Rahmat Rizki Saputra (18 tahun) yang didampingi kakeknya, Selamet (62 tahun), tak kuasa menahan air mata ketika menceritakan kerinduan kepada ibunya (Nurfarida) yang pergi merantau ke negara luar dan belum pulang semenjak tahun 2007 silam.
“Mamah pulang ya mah … Fandi sangat rindu dan ingin dipeluk mamah, Fandi siap menjaga mamah di Indonesia,” kata Fandi ditujukan kepada ibunya dengan suara lirih sambil meneteskan air mata, Rabu, 9 Oktober 2024.
Fandi mengatakan siap menyusul mamahnya (Nurfarida) ke Singapura dan berharap Nurfarida masih mengingatnya.
“Semoga mamah disana sehat selalu. Mamah, ini Fandi, anak mamah yang dilahirkan 18 tahun silam. Fandi sudah sangat lama menahan rasa rindu ini, apa Fandi harus menyusul mamah ke Singapura?,” kata Fandi.
Sementara Selamet ayah Nurfarida menceritakan bahwa putrinya, Nurfarida, pergi merantau ke negara Singapura pada bulan November 2007. Usia cucunya, Fandi, pada saat itu masih satu tahun.
Sejak saat itu, Selamet yang merawat dan membesarkan Fandi. Sementara ayahnya Fandi sejak bercerai dengan putrinya, Nurfarida (ibunya Fandi), pergi dan keberadaannya tidak diketahui hingga saat ini.
Semenjak ditinggal pergi merantau ke negara luar, Fandi belum pernah bertemu melihat wajah ibu yang melahirkannya dan selalu menanyakan ibunya tersebut.
Untuk itu, Selamet yang sudah tua dan sering sakit memohon putrinya, Nurfarida, bisa secepatnya pulang ke rumah di Pegalongan Rawareja, Fandi selalu menanyakan ibunya yang merantau ke Singapura.
“Sekarang cucu saya (Fandi) sudah duduk dibangku kelas 3 SMK. Sudah 17 tahun putri saya tidak pulang. Fandi selalu tanya ibunya, Fandi rindu ingin melihat wajah dan memeluk ibunya,” ungkap Selamet.
Selamet meminta kepada anaknya (Nurfarida) agar jangan memutuskan hubungan keluarga.
“Kami tidak mengharap apapun dari kerja kerasmu di negara sana. Kami ingin kamu pulang menemui Fandi yang sangat merindukanmu. Setelah pulang, tidak apa-apa kalau kamu mau berangkat lagi ke rantau. Ingat nduuk…, jangan memutus hubungan keluarga ya… Jadi pulanglah ke rumah nduuk,” tutur Selamat ditujukan kepada putrinya, Nurfarida.
Penulis : Wahyudin
Editor : Abdul Hakim